Sabtu, 12 Desember 2009

LABA-LABA: BINATANG HITAM, DAN BURUK RUPA - SURAT KE-29.

LABA-LABA: BINATANG HITAM, DAN BURUK RUPA - SURAT KE-29.

“Pembaca awam akan terheran-heran mempelajari Kitab Mulia. Apa hubungannya teologi dengan binatang hitam yang buruk rupa, Laba - laba? Mengapa Tuhan mengambil Laba-laba sebagai judul surat? Bukankah burung Kolibri atau Merak jauh lebih indah?”

Minggu, 13 Desember 2009 Klasifikasi: Sedang.

Kitab Mulia Muslim, al Qur’an memang unik, sejumlah judul surat menggunakan nama binatang, ada Sapi Betina (al Baqarah), Semut (an Naml), Lebah Madu (an Nahl) dan Laba-laba (al ‘Ankabuut). Lebah madu, semut dan sapi barangkali kita bisa memakluminya, karena populer. Tapi laba-laba hitam?

Pembaca pernah mempelajari Surat Besi, Surat ke-57? Nah, ini juga demikian, kira-kira maknanya serupa. Tuhan ingin pembaca Kitab Mulia memikirkannya. Pelajaran teologi disisipkan dengan “anak panah yang berkilauan”, untuk menarik perhatian para pembaca yang berakal.

Jika begitu, ada rahasia apa dibalik judul surat Laba-laba? Judul surat ini, dalam susunan Kitab Mulia terambil dari kata al ‘Ankabuut di ayat 41, surat Laba-laba.

“Perumpamaan orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah. Adalah seperti Laba-laba yang membuat rumah (al baitul ‘ankabuut). Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah Laba-laba kalau mereka mengetahui”. (al ‘Ankabuut, 29:41).

Perhatikan ya! Kitab Mulia mencatat “baitul ‘ankabuut” (rumah laba-laba) dan bukan “nusyatul ‘ankabuut” atau jaring Laba-laba (Spider web).

Selama ribuan tahun para mufasir (ahli tafsir al Qur’an) memberi komentar yang serupa, “melihat Laba-laba dari kekurangannya, binatang buruk rupa dan memiliki rumah yang paling lemah”. Seolah-olah Laba-laba tidak memiliki keistimewaan apa-apa! Dari mulai Ibnu Abbas ahli tafsir abad ke-7, sahabat Nabi, hingga abad ke-20, misalnya Ahmad Mustafa al Maraghi memandang bahwa Laba-laba adalah makhluk yang tidak ada apa-apanya, ia dipandang tak bernilai, karena rumahnya lemah. Dalam tafsir karya Imam al Qurthubi misalnya, disebutkan sebuah riwayat dimana terdapat ucapan Yazid bin Maisarah bahwa laba-laba adalah setan, bahkan dalam pengertian lain, Ali bin Abi Thalib mengasumsikan bahwa sarang laba-laba di dalam rumah akan mewariskan kemiskinan. (Dalam pengertian lain ada benarnya, karena berarti yang punya rumah malas bekerja, hingga rumahnya kotor). Namun pandangan umum manusia tetap serupa, laba-laba tidak bermanfaat. Ia tidak memiliki nilai apa-apa.

Apakah memang demikian? Lalu mengapa Kitab Mulia meletakkan Laba-laba sebagai judul surat? Apakah Muhammad mengada-ada?

Ternyata sains akhir abad ke-20 mengatakan lain.

Rumah laba-laba (baitul ‘ankabuut) dan jaring laba-laba (nusyatul ‘ankabuut) adalah sesuatu yang lain. Rumah laba-laba tersembunyi dibalik daun-daunan bunga, atau ditempat tersembunyi lainnya - sedangkan jaring-laba ditempat lebih terbuka karena dimaksudkan untuk menangkap mangsanya.

Jurnal ilmiah, misalnya The Science edisi 5 januari 1996 menjelaskan bahwa jaring laba-laba yang diproduksi sendiri, memiliki serat yang kekuatannya dahsyat. Selain tahan air, ia dengan ukuran yang sama, 5 kali lebih kuat dari serat baja, dan 2 kali lebih lentur dari pada serat nylon. Seratnya mampu memanjang hingga 30 kali lipat, tanpa putus. Dalam jurnal ilmiah lainnya, disebutkan serat laba-laba dengan ukuran diameter sebesar pensil sanggup menahan pesawat Boeing 747 yang akan tinggal landas. Ahli jembatan Amerika mengatakan, serat baja yang menopang The Golden Gate Bridge, jembatan panjang di pantai San Fransisco Amerika Serikat, mampu digantikan serat laba-laba dengan ukuran hanya seperlimanya atau 20 % nya saja. Luar biasa.

Saintis mengatakan ada 6-7 macam serat laba-laba. Serat laba-laba yang mengandung 40 % alanin, lebih kuat daripada serat Kevlar, serat polimer sintetis yang digunakan sebagai bahan pembuatan baju/rompi tahan peluru, banyak dipakai FBI, polisi Amerika dilapangan. Kita dapat lihat dalam berbagai film detektif. Ketangguhannya 4 kali lebih hebat. Demikian luar biasanya serat laba-laba ini, selain dapat digunakan untuk material komposit anti peluru ia juga dapat digunakan untuk selubung peralatan elektronik, pesawat terbang, mobil (misalnya jenis Ferari Sadena tipe sport HF-10360128, mulai dari sayap hingga tangki bensin), kendaraan militer dll. Intinya, laba - laba menjadi SUMBER INSPIRASI bagi penciptaan material baru yang bersumber dari makhluk hidup, “bio materials”. Di abad ke-21, dengan bio engineering, laba-laba dapat diternakkan berjuta-juta banyaknya, untuk diambil seratnya (spider silk) bagi keperluan industri. Dengan teknik “cloning”, memungkinkan untuk membuat bakteri ditabung yang dapat dikerahkan membuat serat laba-laba secara “in vitro” dalam tabung kimia. Inilah sebagian manfaat laba-laba untuk kehidupan manusia.

Perhatikan sekali lagi, surat al ‘Ankabuut – yang lemah adalah rumah laba-laba (baitul ‘ankabuut) bukan jaring laba-laba.

Spesies laba-laba di dunia ada sekitar 35 ribu spesies, dan tidak semua menghasilkan serat. Dalam kasus lain, spesies yang berbeda. Laba-laba betina jenis “misumenia vatia” badannya dapat berobah warna seperti warna bunga tempat ia bersembunyi, ia tidak hitam lagi, tetapi warna merah ros, misalnya, sehingga musuhnya dapat disesatkan ( Majalah ScienceNews, 5 Desember 2009).

Oleh karena itu, kita tidak perlu heran mengapa binatang jelek ini muncul sebagai judul surat dalam Kitab Mulia Muslim.

Pertanyaan lainnya, mengapa laba-laba ditempatkan diposisi nomor surat 29?

Sejumlah ilmuwan Muslim peneliti Kitab Mulia menyebut surat al ‘Ankabuut (The Spider) juga sebagai SURAT PENENGAH. Mengapa demikian? Karena, ia terletak tepat ditengah-tengah 29 suratsurat yang disebut dengan surat-surat al Mutasyabihat atau al Muqatta’at atau juga disebut surat Fawatih. Surat yang memiliki symbol abjad di permulaan suratnya. Simbol abjad seperti alif, lam, mim atau ya dan sin.

Ringkasnya ke - 29 surat tersebut, dalam bentuk kalimat bukan tabel.
(1) Al Baqarah/sapi betina, no srt 2, (2) Ali ‘Imran/keluarga Ali ‘Imran, no srt 3, (3) Al Ar’af/Tempat Tertinggi, no srt 7, (4) Yunus/Yonah, no srt 10, (5) Hud/Heber, no srt 11, (6) Ar Ra’d/Guntur, no srt 13……..dst…hingga (29) Al Qalam/alat tulis no srt 68.

PR ya bagi pembaca untuk melanjutkan sendiri dirumah. Semua ada 29 surat Fawatih.

Nanti urutan ke (15) akan ditempati surat al ‘Ankabut/laba-laba, no surat ke 29. Surat penengah. Artinya, 29 surat Fawatih memiliki surat penegah, yang juga terletak di nomor surat 29, sesuai banyaknya surat 29 juga. Inilah yang disebut SIMETRIS MURNI.

Kitab Mulia banyak menggunakan metoda ini dalam strukturnya, yaitu simetris murni.

Dari penjelasan ringkas diatas, laba-laba bukanlah hewan biasa, tetapi ia memiliki sesuatu yang luar biasa - “bio materials”, seratnya jauh lebih kuat dari baja, tahan air dan lebih lentur dari pada serat Nylon, sangat bermanfaat untuk industri masa depan. Sekarang kita paham, mengapa binatang buruk rupa ini digunakan sebagai judul surat dalam Kitab Mulia Muslim. Kita juga dapat memahami mengapa nomor suratnya diletakkan pada no 29, karena ia adalah surat penengah pada 29 surat Fawatih. Inilah bentuk kripto – yang hanya dimengerti oleh orang-orang yang mempelajari kripto al Qur’an.


Demikian artikel saya hari ini. Semoga bermanfaat.



Salam
Arifin Mufti


Bandung, Jawa Barat, Indonesia.

Tema dalam discussion board kita adalah al Qur'an dan iptek.

(1)Kita mengetahui (Muslim yg belajar al Qur'an) bahwa ajaran dasar al Qur'an adalah Tauhid, etika dan moral. Selebihnya adalah ayat-ayat yang mendukung keajaran tsb.(2) Yang meneliti al Qur'an bukan saja muslim tetapi juga non muslim. Termasuk sejumlah orang yang mengaku intelektual muslim Indonesia yang berpendapat bahwa al Qur'an sdh ketinggalan jaman. Harus direkontruksidan berbagai alasan lainnya, termasuk susunannya.

Fakta sains menjelaskan bahwa antara rumah dan jaring laba-laba berbeda. Rumah laba-laba lebih tersembunyi, jaringnya sedikit. Sedangkan spider web, bergantung kebutuhannya, lebih luas dan lbh terbuka. Kadang bisa lebih tebal. Benar, burung bisa menjebol jaring laba-laba. Tapi hrs dicatat, diameter serat laba-laba diukur di laboratorium hanya 0,0003 cm tebalnya. Kecil sekali. Tetapi kekuatannya/ luas yang sama 5 kali lebih hebat dari serat baja dengan diameter yg sama. Itulah mengapa gantungan kabel baja pd The Golden Gate Bridge mampu ditukar dengan serat laba-laba, hanya 20 % saja, diameternya.

Unuk komentar Indonesia nanti akan saya usahakan dlm kesempatan berikutnya, karena waktu terbatas.

Tapi hrs dicatat, maju mundurnya Indonesia bergantung pada Muslimnya, karena penduduknya mayoritas Muslim. Jadi bergantung pada kita bukan orang lain.

@ Fuadi :

Kalau ingin dipraktekan ya...tauhid, etika dan moral, itulah teologi. Itu saja. Tapi sekali lg, pembaca Kitab Mulia bukan saja Muslim, tetapi juga non Muslim baik awam maupun para intelektualnya.....dan bahkan kalangan Jin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar