Selasa, 16 Maret 2010

Desert Airlines

Bukan, Desert Airlines bukanlah sebuah airlines, melainkan sekedar istilah untuk menggambarkan tempat penyimpanan pesawat terbang yang terletak di padang gurun (desert). Mulanya adalah saat berakhirnya Perang Dunia II, angkatan bersenjata Amerika harus didemobilisasi. Tapi apa mau dikata, produksi pesawat militer telanjur terus saja mengalir, akibatnya surplus.

Surplus pesawat diletakan begitu saja di tempat penyimpanan padang gurun pada akhir tahun 1940-an dan 50-an. Sebagian berhasil dijual sementara sebagian lagi dihancurkan dan dijual sebagai besi tua. Tempat penyimpanan nan luas ini memang sengaja di tempatkan di padang gurun. Dengan kondisi kering, kelembaban udara rendah, dan tanah keras yang padat untuk parkir merupakan tempat ideal agar bisa mengawetkan pesawat dari pengaruh korosi.

Pesawat yang disimpan disini bukan hanya satu dua melainkan bisa mencapai puluhan bahkan ratusan, baik yang kecil sekelas Cessna maupun besar seperti B747 Jumbo Jet. Tempat penyimpanan umumnya adalah airport terpencil ber-runway atau lebih sering adalah pangkalan udara militer yang jarang terpakai /pangkalan udara cadangan.



Krisis Ekonomi


Situasi memang cepat berubah, dimana dulu dominan pesawat militer akhirnya menjadi tempat penyimpanan pesawat komersial. Diantara gurun tempat penyimpan pesawat yang paling dikenal adalah Marana di Arizona dan Mojave, Nevada.

Spoiler for Gallery Mojave Desert:
Spoiler for mojave desert:


Spoiler for mojave desert:


Spoiler for mojave desert:



Spoiler for mojave desert:



Spoiler for mojave desert:



Spoiler for Gallery Marana Desert:

Spoiler for Marana Desert:

Spoiler for Marana Desert (747 DreamLifter gan!):

Spoiler for Marana Desert:

Spoiler for Marana Desert:



Tapi semakin banyak pesawat yang ingin disimpan maka dibuka pula tempat penyimpanan seperti di gurun Roswell, New Mexico dan Victorville, California. Sementara diluar Amerika Serikat diantaranya adalah Errachida Airport di Maroko yang baru saja dibuka oleh firma asal Inggris dengan tujuan sebagai tempat penyimpanan armada airlines asal Eropa.

Fakta memang menunjukan pesawat lama yang boros bahan bakar dan tidak memenuhi batas ambang emisi suara masih mendominasi Desert Airlines. Tapi tidak jarang pula pesawat baru (brand new) disimpan disini. Krisis minyak dan krisis ekonomi global menyebabkan kembali menurunnya industri penerbangan.

Airlines yang baru saja pulih pasca peristiwa 9/11 terpaksa membatalkan pesanan dan seandainya pesawat diterima maka operasinya bakal tidak menguntungkan. Maka lebih baik pesawat ini disimpan dulu, menunggu situasi ekonomi kembali membaik.

Sebagai contoh bulan April 2009 ini, airlines terbesar asal Cina, China Southern Airlines yang telanjur memesan dua unit B777 telah meminta Boeing untuk menyimpannya di tempat penyimpanan di gurun jika sudah jadi. Walaupun belum pasti, Air France-KLM Group ada rencana berniat menyimpan sebagian armadanya di gurun pada awal bulan depan mengingat penurunan jumlah penerbangan sebesar 19% pada bulan Maret 2009 dengan tingkat keterisian hanya 61.4%.

Saat ini airlines di dunia telah mengistirahatkan sementara 2.300 pesawat atau sekitar 11% dari total armada penerbangan komersial yang berjumlah 20.293 pesawat. Menurut konsultan penerbangan Ascend, bisa saja persentase naik menjadi 13% seperti yang pernah terjadi akhir tahun 2001, pasca 9/11.


Penyimpanan & Daur Ulang

Walaupun intinya menyimpan, tetap ada prosedur yang baku dan diawasi oleh teknisi dari badan penerbangan seperti Federal Aviation Administration (FAA) atau teknisi bersertifikasi FAA. Demikian juga nanti kalau pesawat akan dioperasikan kembali, harus diawasi dan mendapatkan kembali registrasi laik terbang.

Bagian vital pesawat dibungkus seperti roda, jendela, kursi, dan kokpit. Beberapa part harus dilepas diantaranya mesin pesawat. Tidak lupa tangki harus dikeringkan dari sisa bahan bakar untuk mencegah kebakaran. Tiap 6 bulan dalam setahun, pintu pesawat harus dibuka agar suhu panas masuk dan bersikulasi didalam untuk mencegah korosi pada interior pesawat.

Prosedur - Kira-kira demikianlah prosedur penyimpanan pesawat. Dibungkus hati-hati bak kepompong. Semua harus diawasi serta dilakukan sesuai prosedur agar kelak jika diaktifkan kembali tidak mengalami masalah yang berarti.

Desert Airlines memang tidak ingin dicitrakan sebagai tempat kuburan pesawat (aircraft boneyard/graveyard) yang sering disalah artikan selama ini. Bahkan dengan proses penyimpanan berprosedur ketat, 90% armada yang ada dapat kembali operasional dan terbang menunaikan tugasnya, entah oleh airlines yang sama maupun dijual ke pihak lain.

Bagaimana dengan yang 10% ? Ternyata masih bisa dijual. Banyak komponen pesawat yang berkondisi bagus masih punya nilai tinggi di pasaran seperti mesin dan avionik, baik utuh maupun per part. Sementara sisanya mau tak mau dijual sebagai besi tua.

Perusahaan Evergreen dan Chateauroux Air Center yang biasa bertugas menghancurkan pesawat di Marana, mendaur ulang alumunium, besi, dan komposit menjadi bahan siap pakai untuk diproduksi menjadi barang sehari-hari seperti laptop, skateboard, chasing handphone, dan sebagainya.

Dua perusahaan daur ulang pesawat ini juga mengemban misi mulia . Bergabung dengan Aircraft Fleet Recycling Association (AFRA), asosiasi yang bertugas memastikan mencegah komponen-komponen yang banyak dicari tapi sudah tidak layak pakai, jatuh ke tangan yang tidak berhak. Orang-orang jahat seperti ini sering memalsukan surat dan sejarah komponen untuk dijual ke negara dunia ketiga yang bisa mengakibatkan kecelakaan terbang.



Barometer

Desert Airlines memang bukan airlines. Tempat itu bahkan bisa menjadi anti klimaks pengabdian sang pesawat yang dulu gagah perkasa mengudara mengantarkan penumpang dengan ratusan bahkan ribuan jam terbang. Tapi apa mau dikata, teknologi memang harus berjalan maju, yang tua akan digantikan yang lebih muda demi alasan bisnis, ekonomi, keamanan dan kenyamanan terbang.


Desert Airlines bisa dikatakan tidak menyumbang apa-apa bagi kemajuan penerbangan, terpencil di gurun ia bahkan tersisih dan jauh dari hingar bingarnya deru penerbangan dan riuh rendah aktifitas bandara. Tapi pada kenyataannya tidak bisa dipungkiri bahwa Desert Airlines menjadi barometer dimana membesarnya armada justru menjadi tanda memburuknya industri penerbangan komersial dunia.

thanks for Sudiro Sumbodo..


Spoiler for Galerry Airline Indonesia:
Spoiler for Airline Indonesia di Marana Desert:


Spoiler for Airline Indonesia di Marana Desert:


Spoiler for Airline Indonesia di Marana Desert:


Spoiler for Airline Indonesia di Marana Desert:


Spoiler for Airline Indonesia di Marana Desert:


Spoiler for Airline Indonesia di Marana Desert:





di rate ya gan! *****
cendolnya boleh gan!(yg udah ISO aja




Spoiler for Bonuss:
Lion Air Airbus A310????

ada yang tau asal usulnya gan??



Spoiler for BONUSS galerry Sempati air:
Spoiler for Fokker F100 Sempati Air:


Spoiler for Airbus A300 Sempati Air:


Spoiler for Airbus A300 Sempati Air:
]


mampir gan!
sejarah singkat Maskapai Swasta paling cepat berkembang di Indonesia
http://kask.us/3373243

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3213250

Tidak ada komentar:

Posting Komentar