Sabtu, 20 Juni 2009

RUMAH HOROR

ada cerita serem cenderung tragis.. .. sepasang suami istri yang senang membunuh pelanggan penginapannya demi harta berlimpah, tetapi pada korban yang terakhir....ternyata salah sasaran, apakah ada sutradara indonesia ada yang tertarik untuk membuat filmnya??????

sebaiknya anda beli deh buku ini... terjangkau koq harganya


RUMAH HOROR

Penjaga penginapan Lazio Kronberg dan isterinya tidak memiliki masa depan yang cerah di kota kecil Tisakurt, Hongaria. Tahun 1919 pasangan itu telah menghabiskan simpanan mereka untuk mempertahankan penginapan itu selama Perang Besar itu. Kini mereka hampir tidak mempunyai uang untuk membeli makanan.

TRAGEDI lain juga bermunculan. Putri mereka satu-satunya melarikan diri ke Budapest, di mana dia menjadi seorang pelacur. Putra sulung mereka Nicholas juga meninggalkan rumah pada usia Sembilan tahun setelah Lazio memecutnya karena gagal di sekolah. Kedua putra lainnya meninggal semasa perang.

Setiap malam, pasangan lanjut usia itu duduk bersama dan membahas masa depan yang suram itu. Akhirnya mereka mengam­bil keputusan sulit bahwa hanya tersisa satu harapan, yakni mem­bunuh demi meraup keuntungan.

Dengan cermat mereka mempersiapkan diri untuk pembunuh­an itu. Lazio menggali sebuah lubang sedalam 5 meter di dalam Hutan. ia mengisinya dengan kapur mentah dan siap menjawab pertanyaan orang mengenai rencananya membangun rumah di udara terbuka. Dari sebuah toko di desa itu, Susi membawa pulang sebuah kantong berisi kristal strychnine. Kepada karyawan toko itu dikatakannya untuk meracuni serigala di hutan.

Antara tahun 1909 dan 1912, sepuluh orang menghem­buskan napas terakhirnya di penginapan Kronbert itu. Semua kasus berakhir dengan makan malam dan minum anggur yang enak dan sesudahnya ... semuanya diracuni dengan zat beracun itu. Pasangan itu semakin berhati-hati seiring dengan harta curian yang semakin menumpuk. Tinggal satu korban lagi dan setelah itu lubang itu akan ditimbun untuk selamanya.

Seorang pria gemuk berusia kurang lebih tiga puluhan muncul tanggal 14 Agustus 1922. Dia membawa kopor berat berisi penuh dengan uang keping emas. Dia bekerja sebagai pemasar selama bertahun-tahun dan kini sedang mencari lahan yang tepat untuk menginvestasikan uangnya.

Ketika Susi memasak makan malam dan Lazio menyajikannya, tamu itu mengajak mereka makan malam bersama dan mereka boleh memanggil nama kecilnya, Lucky.

Sepanjang makan malam yang menyenangkan, tamu itu terus bercerita tentang perjalanannya dengan ramah sehingga suami isteri Kronberg itu merasa berat hati membunuhnya. Namun, hal itu harus dilakukan dan akhirnya Susi membuka anggur "istimewa"nya itu.

Tamu mereka yang gendut meninggal seketika setelah menghabiskan gelasnya, tubuhnya kejang dan bibirnya tertarik ke bela­kang setelah racun itu bekerja.

Di kamar tidur Lucky, mereka mencari tasnya yang berisi pe­nuh keping uang emas. Dengan tangan gemetar, Lazio memeriksa kantung pria yang sudah tewas itu dan melihat sesuatu - sebuah foto dari pasangan Kronberg itu sendiri.

Pasangan itu kemudian saling memandang dengan penuh rasa duka. Ternyata, mereka telah membunuh putranya sendiri yang telah lama hilang. Mereka membiarkan koper berisi harta itu dan kembali ke ruang makan, di mana Lucky alias Nicholas tertelungkup di meja makan. Mereka menulis sebuah pengakuan lalu kembali duduk bersamanya. Tiga hari kemudian, penduduk setempat menemukan ketiga­nya telah mati akibat keracunan strychnine.

Tahun-tahun berikutnya, hanya sedikit orang yang berani masuk ke rumah itu. Mereka yang berani menginap dua atau tiga malam untuk mempertimbangkan membeli tempat itu selalu ber­ubah pikiran karena selalu muncul pemandangan yang mengeri­kan, 13 sosok hantu dari tahun 1920-an, duduk mengelilingi meja makan. Bibir mereka tertarik ke belakang sambil menyeringai.

Perang Dunia datang dan pergi. Rumah penginapan itu semakin kumuh dan terabaikan. Tidak seorang pun mau meng­habiskan malam di sana atau sekadar mendekatinya. Kemudian pada tanggal 23 September 1980, penduduk desa melihat api membubung tinggi ke udara akibat ulah seseorang yang mem­bakar rumah itu. Penginapan itu pun hancur lebur menjadi abu. Tidak seorang pun berusaha mencari penyebab kebakaran itu dan tidak seorang pun peduli.

Tisakurt akhirnya terbebaskan dari rumah honor itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar