Selasa, 05 Januari 2010

AGAR IMBALAN TERUS MENINGKAT

AGAR IMBALAN TERUS MENINGKAT

Bagi karyawan, di tengah tren gaji yang pertum­buhannya agak melandai saat ini, tetap saja terbuka peluang untuk mendapatkan imbalan yang terus meningkat. Yang jelas, karyawan harus bekerja penuh semangat dan menjaga produktivitas, sebab imbalan akan selalu datang mengikuti. Irwan Rei, pengamat dan konsultan SDM, melihat dengan makin banyak diterapkannya pola pay for performance di berbagai perusahaan di mana komponen variable pay semakin besar porsinya didalam gaji — sebenarnya justru membuka kesempatan karyawan untuk memperoleh total gaji yang kompetitif, karena besarnya bonus akan dipengaruhi kinerja mereka. "Makin tinggi kinerja, makin tinggi pula bonus," tuturnya memberi semangat.

Selain itu, peluang bisa datang bila karyawan meminta ke tim manajemen untuk memberikan tantang-tantangan baru. Misalnya saja untuk mengembangkan unit usaha baru atau divisi bisnis yang baru. Atau bisa juga mengusulkan untuk mengerjakan sebuah proyek yang pernah gagal dilakukan perusahaan. Jadi meminta atau mengusulkan proyek yang sifatnya menantang dan imbalannya berupa bonus. Maka, tingkat kesuksesan mengembangkan proyek baru itu dikaitkan secara progresif dengan besaran imbalan. Intinya, peluang meningkatkan penghasilan bisa dilakukan dengan berinisiatif menyelesaikan tugas-tugas paling menantang.

Budi W. Soetjipto, pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, juga melihat bahwa peluang meraih imbalan yang bagus bisa dilakukan dengan meningkatkan kualitas dan produktvitas kerja. la menganalogikan dengan ayam goreng. "Ibarat orang berjualan ayam goreng, kalau selama ini jual ayam dengan kualitas dan harga Rp 3.500, maka mulailah membuat ayam goreng dengan kualitas dan harga Rp 5.000," ujarnya. Kalau konsumen (perusahaan inii Red.) merasa ayam goreng itu layak dihargai Rp 5.000, tentunya mereka akan berani membayar dengan harga itu.

Selain itu untuk mendapatkan reward lebih, sebaiknya karyawan mulai melakukan efisiensi dan terobosan-­terobosan dalam bekerja. Ini bisa dimulai dengan cara-cara kecil. Semisal mematikan computer manakala tak digunakan. Itu lebih baik daripada dipakai browsing yang tak jelas. Nantinya kalau perusahaan bisa melakukan penghematan, duitnya bisa dikembalikan ke karyawan. "Lebih baik mana, duitnya dipakai untuk browsing atau diberikan mentahnya saja," ujarnya seraya kembali menegaskan produktivitasdan efisiensi sebagai kunci agar karyawan bisa memperoleh reward lebih.*

Reportase: Eddy D. Iskandar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar