Jagalah biaya-biaya operasional tetap rendah,
dan Anda mungkin berpeluang untuk berkembang
Maureen dan Tony Wheeler bukanlah pengelana Inggris pertama yang melakukan perjalanan dari
Maureen dan Tony masih terus tersenyum ketika orang terkejut bertemu mereka dan mendapati bahwa mereka bukanlah "kaum hippy yang manja dan pecandu madat". "Ya, pendekatan kami mungkin lebih kasual daripada kebanyakan orang, tapi kami telah membuat beberapa keputusan bisnis yang cerdas dan beberapa keputusan komersial yang sulit," tutur Maureen, seorang wanita penuh
Lebih dari 80 juta eksemplar buku panduan Lonely Planet telah terjual di seluruh dunia sejak Maureen dan Tony Wheeler menyadari bahwa ada pasar untuk jenis pengalaman petualangan mereka. Lebih dari 30 tahun kemudian, pasangan Wheeler duduk di tampuk pimpinan sebuah perusahaan yang memiliki turnover tahunan senilai 90 juta dolar Australia, lebih dari 400 staf, dan 650 judul buku di pasaran.
Pasangan Wheeler benar-benar memiliki bakat alami untuk berkelana ke seluruh dunia. Tony—seorang mantan insinyur yang lahir di
Maureen seorang gadis asal Irlandia yang bermimpi menjadi seorang pramugari, tapi bertubuh tidak cukup tinggi. Dia tumbuh di era 1950-an di sebuah perumahan di
Maureen dan Tony bertemu di;
Mereka terus-menerus ditanyai soal perjalanan mereka dari
Maureen dan Tony meneruskan kerja harian mereka, tapi mereka mulai menabung dan meriset perjalanan mereka berikutnya, sebuah siklus yang akan terus berlangsung selama enam tahun penuh keputusasaan sampai upaya mereka membuahkan keuntungan. Perangko yang tidak terkena cap dikelupas dari amplopnya dengan uap dan buku-buku yang dikirim dibungkus dengan kantong kertas daur ulang supermarket untuk menjaga biaya tetap rendah.
Pada 1981, buku panduan setebal 700 halaman, India, merupakan sebuah best seller menggebrak yang dibutuhkan perusahaan untuk mendorong pertumbuhan dan—yang paling dikenang oleh mereka—buku ini memungkinkan pasangan Wheeler untuk mendapatkan pinjaman untuk membeli sebuah station wagon Mazda berwarna cokelat, kenang Tony, seharga 3.850 dolar AS. Sampai di titik itu, setiap tagihan, setiap pembayaran merupakan sebuah perjuangan. Pasangan Wheeler bahkan mengalah dengan makan bareng bersama teman-teman mereka, menggunakan kartu kredit untuk membayar makanan dan mengumpulkan uang tunai dari teman-teman mereka untuk membantu mereka bertahan sampai akhir bulan. "Ini cara untuk mendapatkan kredit murah ketika bank tidak man meminjamkan uang kepada Anda," tutur Tony.
Keluarga Wheeler bisa saja hidup lebih nyaman apabila mereka bekerja seperti halnya profesi kerah putih lainnya. "Prosesnya panjang dan lama. Kami tidak menghasilkan uang dalam waktu yang lama," tutur Tony. Pasangan Wheeler membangun perusahaan dalam tiga periode yang berbeda, dimulai sebagai industri rumahan "amatiran" dari 1973 sampai 1980. Dari 1980 sampai 1994, pertumbuhan berlangsung lebih serius, "fase memesona" kata Tony di mana kantor-kantor Lonely Planet dibuka di Melbourne, San Francisco, London dan Paris, staf baru direkrut dan jumlah judul pun tumbuh dari 20 menjadi 100. Lalu tibalah masa 1994 sampai 2001: masa dilakukannya diversifikasi yang tidak selalu berhasil. Beberapa kesalahan klasik dilakukan dalam manajemen senior, dalam teknologi, dalam konsultansi manajemen dap dalam demam dotcoin. "Kami menjauh dari jati diri kami, kamu mulai mencari peluang bisnis lainnya."
Menariknya, walaupun Tony memiliki gelar MBA, justru Maureen yang banyak melakukan bisnis, di mana Tony menangani aspek kreatif dari bisnis ini, terus menulis dan melakukan riset.
"Penempatan markas di Australia merupakan hal yang sangat penting bagi sukses kami, karena
Dimulainya milenium baru merupakan masa yang sulit bagi kelompok ini, yang sampai saat itu menikmati pertumbuhan tahun per tahun sebesar dua digit. Datang pula serangan teroris 11 September, bom
"Sebuah bisnis bertanggung jawab untuk mencetak keuntungan. Sungguh mustahil menjalankan sebuah bisnis yang tidak menghasilkan untung. Kami menjadi lebih keras kepala bila berbicara tentang mendapatkan untung," kata Tony "Kami tidak memerhatikan ongkos dari beberapa buku yang kami terbitkan. Biaya biasanya melambung menembus atap.", Dia mengaku dirinya sangat hemat dan membenci pemborosan, serta dia melihat fakta kalau Lonely Planet telah menjadi bisnis yang serius dan tidak terhindarkan.
Selama lebih dari satu dekade, bertiup spekulasi terus-menerus mengenai apakah perusahaan akan menjual sebagian sahamnya ataukah keluarga Wheeler akan menjual bisnis mereka seluruhnya. Dalam iklim bisnis internasional saat ini yang penuh ketidakpastian, penjualan saham bukanlah opsi yang baik dan keluarga Wheeler telah merasa tidak nyaman harus mempertimbangkan lebih banyak pemegang saham (stake holder) dalam Lonely Planet. "Saya sudah merasa punya tanggung jawab yang begitu besar kepada para pembaca kami," kata Maureen. "Saya tidak ingin merasakan hal yang sama terhadap orang-orang yang benar-benar menanamkan uang dalam perusahaan kami."
Tony memiliki sebuah blog, divisi televisinya tengah berkembang dan Lonely Planet meluncurkan sebuah situs pemesanan akomodasi bernama Haystack. Pasangan Wheeler terns berkelana ke seantero dunia, tinggal di sebuah rumah yang didesain khusus di tepi Sungai Yarra,
Sumber :
Buku dengan judul “100 Great Business ideas” karya Emily Ross & Angus Holland
Tidak ada komentar:
Posting Komentar