Rabu, 20 Januari 2010

ikan cupang

Quote:
Jika ditelusuri, terdapat banyak jenis cupang hias yang dapat digunakan untuk menghiasi akuarium di rumah Juragan. Namun secara umum, cupang hias dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu cupang hias alam dan cupang hias kontes.
Spoiler for Cupang Hias Alam:

Cupang hias alam yang dimaksud dalam hal ini yaitu cupang yang telah membawa keindahannya secara alami tanpa campur tangan manusia. Meski diperoleh langsung dari alam,keindahannya dapat langsung dinikmati.

1. Cupang brunay

Cupang brunay (Betta macrostoma) berasal dari Kalimantan. Warna tubuh cupang ini kemerahan dengan kombinasi biru atau hijau. Sementara siripnya berwarna hijau tua dengan hiasan guratan merah dan hijau muda di bagian tepinya. Komposisi warna yang begitu indah tersebut membuat cupang dengan panjang tubuh maksimal 12 cm ini layak dijuluki sebagai “brunei beauty”.

2. Cupang emas

Cupang emas (Betta unimaculata) berasal dari wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia, cupang bersirip panjang ini dapat ditemui pada sungai-sungai kecil di daerah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Oleh sebab itu, wajar jika cupang dengan panjang tubuh maksimal 12 cm ini juga dinamakan “golden beta”.

3. Cupang sarawak

Cupang sarawak (Betta akarensis) berasal dari Kalimantan dan beberapa negara di Asia Tenggara lainnya. Warna tubuh cupang sarawak kelabu kehijauan. Sementara siripnya yang panjang berwarna hijau muda transparan. Panjang tubuh maksimal cupang sarawak yaitu 7 cm.

4. Cupang paradise

Cupang paradise (Macropodus opercularis) banyak dijumpai di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Warna tubuh cupang paradise hijau muda dengan hiasan garis-garis vertikal berwarna hijau tua, sedangkan siripnya yang panjang berwarna hijau berkilau.Panjang tubuh maksimal cupang Paradise yaitu 8 cm.

5. Cupang surga

Cupang surga (Macropodus concolor) dapat dijumpai di Jawa, Sumatera, dan negara Asia Tenggara lainnya. Warna tubuh cupang ini kuning kecokelatan, sedangkan siripnya yang panjang berwarna kuning trasparan. Sirip ekor cupang surga berwarna merah kemilau dan bentuknya mirip cupang paradise. Panjang tubuh cupang surga mencapai 12 cm.

6. Cupang sawah

Cupang sawah (Trichopsis schalleri) dapat dijumpai dengan mudah pada persawahan di daerah Jawa dan Sumatera serta sungai-sungai kecil di Kalimantan. Warna tubuh cupang ini kekuningan dan seluruh siripnya yang panjang berwarna merah transparan. Sepintas, penampilan cupang sawah lebih mirip ikan sepat dibandingkan ikan cupang. Namun, justru ikan inilah yang pertama kali mendapat julukan sebagai ikan cupang. Panjang tubuh cupang sawah hanya 6 cm.


Spoiler for Cupang Hias Kontes:

Sesuai dengan namanya, cupang hias yang bernama latin Betta splendens ini diikutkan pada setiap kontes. Pada dasarnya, cupang hias ini merupakan hasil persilangan beberapa spesies cupang alam. Anak cupang hasil persilangan tersebut disilangkan kembali sehingga didapatkan strain-strain cupang dengan warna tubuh bervariasi serta bentuk sirip yang menawan.
terdapat beberapa kategori cupang hias yang dikelompokkan berdasarkan tipe siripnya. Berikut beberapa jenis ikan cupang hias yang popular di kalangan peternak dan penggemar cupang hias.

1. Comb tail (sisir; serit tunggal)

Comb tail atau cupang sisir merupakan sebutan untuk cupang yang memiliki sirip berbentuk sisir. Cupang ini pun biasa disebut dengan julukan cupang serit. Cupang sisir mempunyai serit yang sangat kecil di ujung ray (sungut) sehingga terlihat bergerigi dan disebut juga dengan serit tunggal.
Oleh International Betta Congress (IBC), comb tail disebut juga sebagai fringe finned betta. Hanya saja, IBC tidak memasukkan comb tail sebagai bagian dari crown tail yang digunakan untuk menyebutkan cupang berserit dua atau lebih. Cupang serit tunggal tetap disebut comb tail meskipun siripnya panjang dengan tambahan nama extended di belakangnya.

2. Crown tail (serit ganda)

Crown tail merupakan cupang hias silangan asli Indonesia. Bentuk sirip cupang ini sangat khas, yaitu tulangnya ekornya terlihat panjang dan kuat. Sekilas, sirip tipe ini terlihat seperti layar yang sobek.
Awal pertama kemunculan cupang serit terjadi pada tahun 1998 dan menjadi booming pada tahun 2000. Di awal kemunculannya, banyak pihak yang skeptis karena tipe tersebut relatif baru dan dianggap sebagai penyimpangan semata. Oleh sebab itu, cupang serit dijadikan sebagai “warga kelas dua” dalam dunia kontes cupang. Seiring berjalannya waktu, banyak peternak yang tergila-gila untuk memperbanyak cupang serit. Akhirnya, keberadaan cupang serit pun diakui oleh International Betta Congress (IBC).
Seekor cupang dikatakan termasuk dalam jenis crown tail jika memiliki dua atau lebih tulang serit. Dewasa ini, perkembangan cupang serit sudah semakin jauh. Hal tersebut terlihat dari jumlah tulang serit yang tidak hanya dua, tetapi empat (double-double ray) dan delapan.
Tidak hanya berdasarkan jumlah tulang serit, perbedaan juga ditunjukkan dengan adanya selaput di antara tulang serit. Oleh sebab itu, crown tail dibagi menjadi dua, yaitu tipe balon dan tipe balok. Tipe balon ditunjukkan dengan adanya selaput lebar di antara tulang serit. Ada atau tidaknya selaput ini baru dapat diketahui ketika cupang telah dewasa. Sementara tipe balok dicirikan dengan tulang serit kasar yang tidak memiliki selaput.
Dunia crown tail semakin semarak dengan hadirnya cupang dengan serit menyilang yang mendapat julukan king crown tail. Berbeda dengan cupang serit lainnya, king crown tail memiliki pasangan tulang serit yang menyilang sehingga ujung tulang serit bertemu dengan ujung tulang pasangan serit lainnya. Dengan begitu, tak berlebihan jika cupang ini mendapat julukan sebagai rajanya cupang berekor mahkota. Namun, munculnya king crown tail baru diduga sebagai kelainan genetik semata. Hal tersebut terbukti dari king crown tail yang diternakkan tidak menurunkan keturunan yang serupa. Oleh sebab kelangkaannya tersebut, cupang ini banyak dijadikan maskot oleh peternak dan penggemar cupang.

3. Halfmoon (separuh bulan)

Pada awalnya, halfmoon merupakan cupang hasil silangan peternak cupang di Amerika Serikat. Cupang yang dihasilkan ini memiliki sirip yang lebar dan bentuk sirip ekornya menyerupai setengah lingkaran, yaitu 180o. Selain bentuk siripnya yang indah, gerakan yang anggun dari halfmoon menjadi daya pikat tersendiri.

4. Double tail (cagak)

Sebutan double tail (cagak) diberikan pada ikan yang memiliki sirip ekor sebanyak dua buah. Akibatnya, ikan ini seperti memiliki sirip ekor yang terbelah sehingga disebut juga dengan istilah “fin split”. Setiap sirip ekor (belahan) tersebut memiliki ukuran yang sama besar dan sama lebar. Diduga, cupang cagak merupakan mutan dari halfmoon yang memiliki satu sirip ekor (single tail).
Selain memiliki keistimewaan berupa sirip ekor yang terbelah, keistimewaan lain dari cupang ini yaitu memiliki pangkal sirip punggung dan sirip anal yang sama panjang. Cupang cagak yang baik tidak memiliki celah atau spasi di antara ketiga siripnya (anal, kaudal, dan dorsal). Jika mengembang sempurna, keseluruhan sirip tersebut akan membentuk satu kesatuan berupa lingkaran utuh yang simetris.
Pengembangan cupang cagak ini masih relatif jarang ditemukan. Hal tersebut disebabkan rendahnya tingkat keberhasilan menghasilkan cupang cagak yang sempurna. Oleh sebab itu, kelas double tail tidak selalu diselenggrakan oleh panitia kontes karena keterbatasan jumlah peserta.

5. Plakat (ekor pendek)

Berbeda dengan jenis-jenis sebelumnya, cupang plakat memiliki sirip ekor yang pendek. Asal-usul cupang ini berasal dari cupang alam dan cupang aduan. Namun, jenis ini sengaja dikembangkan khusus untuk kontes hias yang terfokus pada keindahan warna dan bentuk sisiknya. Nama plakat sendiri berasal dari bahasa Thai, yaitu “plakad”, yang digunakan untuk menyebut cupang aduan. Dalam dunia percupangan, nama plakat digunakan untuk membedakan cupang dengan ekor pendek yang digunakan untuk kontes dan cupang yang digunakan untuk aduan.
sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3035391

Tidak ada komentar:

Posting Komentar