Kamis, 02 Juli 2009

MARKETING 4 P MC DONALDS

Artikel ini pernah terbit pada harian REPUBLIKA beberapa tahun lalu, yang saya lupa tanggalnya… tapi isinya masih bagus untuk pengetahuan temen-temen diimaaz………… selamat membaca dan semoga bermafaat


4P Versi McDonald

Marketing Mix 4-P
meliputi Product, Price,
Place, dan Promotion.
Tapi jurus yang ini lain.
P pertama yang dipakai
McDonald's adalah Price, lalu
diikuti oleh Product,
Promotion
dan terakhir Place
Jadi McDonald's rupanya
dalam memasarkan
hamburgernya lebih
mengutamakan harga (price)

"Big Mac. Hmm ..... ' Itulah kata Yang pertama kali terlontar dari mulut Ika, karyawati swasta di Jakarta tatkala ditanya apa yang terlintas di benaknya bila ada kata McDonald's. Lain halnya dengan Anto. Dia sebut "chicken burger," sedang Aji menyebut " aneka panganan sekali jadi.

Mereka pun beragam menjawab alasan mengapa makan di restoran hamburger Yang dibangun 42 tahun silam oleh Ray A Kroc di Illinois, AS. Ada yang suka kare­na suasananya, senang dengan pemandan­gan terutama di Thamrin Jakarta ­- ada pula karena gengsinya. " Supaya teman-­teman melihat gaya hidup kami;" begitu Hermawan Kartajaya, konsultan pe­masaran MarkPlus, mengangkapkan alasan makan pada profesional muda di Jakarta.

Bahkan konon, Boy Bolang sang promotor tinju Indonesia 'berkantor, ' di McDonald's Thamrin. Ia sering duduk di sudut (tempat duduk) yang sama melakukan bisnis dengan handphonenya, meneri­ma teman-temannya, hingga melakukan wawancara dengan wartawan di tempat itu.

Narna McDonald's tampak sudah tidak asing lagi telinga puluhan juta orang, teruta­ma di kota-kota besar tempat restoran kelu­arga itu berada. Sekarang ada lebih dari 18.000 restoran yang tersebar di 90 negara di dunia. Bahkan setiap empat Jam restoran McDonald's baru dibuka atau setiap enam jam setiap hari yang separonya ada di Amerika.

Di Amerika sendiri asal restoran itu ter­dapat lebih dari 9.700 McDonald's dan menyumbang hampir sepertiga hamburger Yang dimakan orang Amerika. Di Indo­nesia, dengan usia baru enam tahun, McDonald's memiliki 43 restoran.

Apa rahasia kekuatan McDonald's sehingga bisa merambah cepat ke segala penjuru dunia? Ternyata terletak pada strategi 4-P.

Kedengarannya biasa saja. Seperti diketahui jurus Marketing Mix x 4-P meliputi Product, Price, Place, & Promotion. Tapi jurus yang ini lain. P pertama Yang dipakai McDonald's adalah Price, lalu diikuti oleh Product, Promotion dan terakhir Place. Jadi McDonald's rupanya dalam mema­sarkan hamburgernya lebih mengutamakan harga (price) seperti yang diungkapkan oleh Direktur Operasi McDonald's Indonesia Shirley Rogers-Reece.

Hermawan Kartajaya, konsultan pe­masaran MarkPlus, melihat price yang di­maksud Shirley sebenamya terkait dengan value. Ia berpendapat, price di Indonesia tak perlu karena walau hamburger Mc-Donald's di Amerika dianggap sebagai makanan biasa, di Indonesia dianggap sebagai gaya hidup. Apapun yang dari Amerika, lanjutnya, diterima dengan baik. Hamburger McDonald's di Indonesia lebih bernilai gengsi.

Hermawan lantas bercerita bagaimana ia selalu mengamati suasana McDonald's di Sarinah, Jakarta Yang selalu penuh jam berapapun bahkan pada tengah malam. Sambil bergurau ia katakan, orang makan di McDonald's karena mereka ingin temannya melihat sedang makan di tempat itu.

Tapi Hermawan mengakui betapa hebatnya Amerika dalam mengimpor kebudayaannya. Hamburgernya bisa diteri­ma seakan seperti makanan tersendiri de­ngan cara melokalisir produk. Di Indonesia, McDonald's Sulit masuk dengan produk Big Macnya. Tapi McDonald's jeli meli­hat kesukaan orang Indonesia terhadap ayam, maka diciptakanlah chicken burger yang ternyata digemari. Inilah citarasa Indonesia yang dijual secara lokal. Dan jika ini berhasil dijual di Indonesia, mereka akan mengekspornya ke luar negeri. Misalnya Jamaica yang diketahui pen­duduknya juga menyukai ayam. "Chicken burger ini, telah ada pula di Thailand dan Taiwan," kata Shirley, Hal yang sama juga terjadi di Singapura. Ada istilah yang terkenal di negeri Singa itu, kiatsu. Kiat artinya takut, sut artinya kalah. Kalau digabung artinya "takut ka­lah." Kata itu menjadi penting bagi pen­duduk sana. Dan McDonald's memakai­nya untuk produk kiatsu burgernya. Ka­rena "takut kalah" tadi, kiatsu burger sangat digemari.

P kedua adalah product. Menurut Shirley, karena sangat dikenal, merek Mc-Donald's di AS menduduki peringkat ke­dua yang dikenal setelah Coca Cola. Dari anak-anak hingga orang tua, tahu apa itu McDonald's. Saking dikenalnya, Me-Donald's pemah mengadakan survei ter­hadap anak-anak di AS tentang apa Yang paling mereka ketahui. Peringkat pertarma: Santa Klaus dan kedua McDonald's.

P ketiga adalah promosi Yang menarik. `Iklan penting bagi kami karena untuk menyampaikan pesan kami kepada cus­tomer. Anak-anak tahu bagaimana iklan yang menarik karena itu promosi kami harus menarik." ujar Shirley.

Kata Shirley, strategi pemasaran yang dimiliki McDonald's tak hanya satu fokus. Yang menjadi sasaran pasar adalah anak-­anak. Anak adalah sasaran pasar yang pa­ling penting di Asia, karena 30-40 persen penduduk benua ini anak-anak dan meru­pakan masa depan Mc Donald’s.

Ide ini, kata Hermawan, cerdik karena toh anak-anak tak bakalan datang sendiri bila merengek minta ke,McDonald's. Mereka akan diantar orangtuanya. Dengan begitu dalam sekali dayung, dua bahkan tiga pulau terlampau. Selain anak-anak, yang makan juga orang tua dan saudara­-saudara yang lain. Itulah mengapa McDonald's mempositioning keluarga sebagai sasaran pasar. Keluarga ini terbagi atas anak-anak (kids), orang dewasa (adults), dan keluarga itu sendiri.

Ternpat (place) menjadi P terakhir yang ditempatkan oleh McDonald's. Kendati de­mikian, Shirley menekankan tempat men­jadi kunci bagi McDonald's Selain ketiga unsur tadi. Dan menurut dia McDonald's Sarinah yang ada di Thamrin adalah lokasi yang sungguh sempuma.

Selain dengan 4-P, McDonald's juga menambahkan dengan "strategi lain." Itu berupa filosofi empat unsur: mutu, servis, kebersihan, dan nilai. "Tanpa itu semua kami tak bisa lakukan apa-apa. Kami la­kukan keempatnya setiap hari di Mc-Donald's," kata Shirley.

Kepuasan konsumen, tak hanya diberi­kan kepada konsumen eksternal yang datang ke McDonald's tapi juga konsumen internal yang tak lain adalah karyawan sendiri. " Karena tanpa karyawan bagai­mana mungkin kami bisa memuaskan konsumen."

Faktor orang inilah yang oleh Hermawan sebagai letak differentation berdasarkan Marketing Mixnya. Dalam differentiation ada contex (how to offer), con­tent (what to offer), dan infrastruktur yang terdiri atas teknologi, fasilitas, dan orang.

Dari segi contex dan content, Mc-Donald's biasa saja, demikian pula tekno­logi. Infrastruktur differentiation nya, tak ter­letak pada teknologi karena biasa saja, tapi yang paling praktis orangnya menunjang context.

Menurut Hermawan, McDonald's membuat orang McDonald's berbeda dari orang di fast food lain. "Kalau Anda makan di McDonald's akan dilayani de­ngan cepat, penuh senyum tapi tidak keliru." n cis